Kamis, 22 Maret 2012

BI Banda Aceh MoU bersama Swisscontact Pengembangan Kakao Di Aceh




Indonesia merupakan negara agraris di mana sektor pertanian memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, upaya Bank Indonesia dalam mengakselerasi percepatan sektor pertanian perlu terus ditumbuhkembangkan. Salah satunya melalui upaya pengembangan daerah yang terfokus pada komoditi unggulan, seperti komoditi kakao dan kopi.
Di tingkat nasional, upaya peningkatan produktifitas kakao terus dilakukan. Hingga kini produktivitas rata-rata tercatat sekitar 602 kg/hektar. Sementara, tingkat produktivitas di Aceh masih di bawah nasional, dengan rata-rata sekitar 330 kg/hektar. Maka dari itu, Swisscontact melalui program Peningkatan Ekonomi Kakao Aceh (PEKA) terus melakukan upaya-upaya perbaikan melalui sekolah lapang, pembinaan, hingga sistem alih teknologi. Pengembangan kakao difokuskan pada 5 kabupaten di Provinsi Aceh, yaitu Pidie Jaya, Bireun, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara dan Aceh Barat Daya dengan total areal tanam seluas 28,245 hektar.
Hasil kajian rantai nilai komoditi kakao oleh Swisscontact, ditemukan bahwa letak permasalahan ada pada sisi on farm, terutama pada segi kualitas biji kakao, nilai tambah hingga berimplikasi pada permasalahan pasar. Melihat kondisi demikian, upaya perbaikan perlu dilakukan secara komprehensif di semua level produksi pada tingkat petani hingga pedagang akhir.
Program pemberdayaan dimulai sejak juli 2011, dimulai dari tahap persiapan, pertumbuhan, perkembangan, mandiri, dan berkelanjutan. Sejak program PEKA dicanangkan, kini, produktivitas petani telah meningkat menjadi 445 kg/hektar.
Selain itu, swisscontact juga telah melakukan pembinaan terhadap kelompok tani andalan tentang sistem alih teknologi. Ke depan, dengan berlakunya sistem tersebut, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas biji kakao.

Kesepakatan Bersama Antara Bank Indonesia Banda Aceh dan Swisscontact

Intervensi dan dukungan program PEKA oleh Swisscontact saat ini sudah berada dalam tahapan Access to finance sehingga diperlukan dukungan Bank Indonesia Banda Aceh, khususnya dalam memfasilitasi kelompok tani dengan lembaga-lembaga keuangan bank, membuat model skim pembiayaan untuk komoditi kakao serta mendorong pengembangan kakao melalui pendekatan klaster di Aceh . Untuk itu, pada hari kamis, 15 Maret 2012 yang lalu, Bank Indonesia Banda Aceh dan Swisscontact menandatangani kesepakatan bersama pengembangan Kakao di Aceh dimana jangka waktu kerjasama akan berlangsung hingga Desember 2015.