Selasa, 18 Mei 2010

BI Banda Aceh Dorong Berkembangnya Pertanian Organik


Senin, 17 Mei 2010

“Dalam sistem pertanian organik, tidak ada satu makhluk hidup pun yang terbunuh”, demikian sepenggal kalimat yang dilontarkan oleh PBI Banda Aceh, Mahdi Muhammad dalam acara Panen Perdana Padi Organik, 17 April 2010 di kawasan Blang Bintang, Aceh Besar.

Peningkatan produksi pertanian terutama tanaman pangan boleh dikatakan sudah membudaya di dunia. Sejak populernya revolusi hijau diakhir 1960-an dengan penggunaan pupuk kimia dan penggunaan benih unggul pada tanaman padi telah menandakan meningkatnya produksi padi di Indonesia. Kegiatan pertanian menjadi bukan hanya untuk keperluan pribadi melainkan diusahakan untuk kebutuhan perdagangan (industri). Benih yang dikenal ajaib itu mampu menghasilkan lebih banyak padi. Itulah masa transformasi budaya pertanian dari tradisional ke modern. Dan secara regenerasi pertanian non-organik membudaya dalam masyarakat petani. Saat itu pula dikenalkan kegiatan pertanian intensifikasi, yang ditujukan untuk mengelola lahan pertanian terbatas namun tetap dapat meningkatkan hasil produksi.

Kecurigaan masyarakat dunia terhadap pertanian modern yang melibatkan bahan-bahan kimia yang terkandung dalam pupuk dan pestisida, menjadi biang dari berbagai penyakit bagi tubuh manusia dan kerusakan struktur tanah, telah membawa gelombang pertanian yang bersifat organik. Pertanian organik adalah pertanian yang meyakini bahwa pertanian yang berkelanjutan adalah pertanian ramah terhadap alam, yang menjauhkan peran bahan kimia pada proses pertanian. Selain itu dari sisi konsumen saat ini kesadaran terhadap pola hidup sehat telah membuka celah pasar bagi produk pertanian organik.

Mengembalikan sistem pertanian kepada sistem penanaman organik tidaklah mudah, akan tetapi setidaknya upaya ini telah dilakukan oleh Kelompok Tani Blangbintang Perkasa. Bpk Mahdi Muhammad selaku Pembina kelompok tani tersebut boleh berbangga, karena sistem pertanian organik ini berhasil dikembangkan di wilayah Aceh Besar. Proses panen pertama dilakukan pada tanggal 17 April 2010 dan dihadiri oleh Dinas Pertanian Aceh Besar, BPTP, Bupati Aceh Besar, KTNA dan perangkat desa. Hasil panen pertama diperkirakan mencapai 4 ton per hektar, dengan luas lahan 6 hektar. Keberhasilan petani ini juga tidak lepas dari peranan BPR Mustaqim Suakmakmur yang telah memberikan pinjaman modal sebesar 22 juta. Pola pinjamannya pun dirancang khusus sesuai dengan siklus bisnis petani. Pokok dan bunga utang dibayar setelah masa panen. Meski hasil panen belum mencapai target sebesar 7-9 ton per hektar, namun dari segi harga jual beras organik masih sangat menguntungkan jika dibandingkan dengan beras non-organik. Dampaknya kesejahteraan petani pun meningkat.

Menyikapi hal tersebut, Mahdi selaku Pembina mengharapkan adanya sinergi antara dinas terkait, perbankan dan kelompok tani dalam meningkatkan produksi, sehingga harapannya perekonomian Aceh yang disokong oleh sektor pertanian bisa terdongkrak lebih besar lagi.

Tidak ada komentar: